Memilukan, Nenek Niarti Bertahan Hidup Dengan Merebus Batu
Di tengah majunya perekonomian global, kemiskinan masih menjadi salah satu masalah yang sulit diatasi.
Potret kemiskinan masih dijumpai dimana-mana. Terlebih di negara berkembang seperti Indonesia.
Salah satunya tercermin dari kisah Nenek Niarti. Wanita tua asal Pontianak yang hidup miskin.
Saking miskinnya, setahun belakangan nenek 60 tahun itu harus bertahan hidup hanya dengan meminum air rebusan batu.
Warga RT1 RW14, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Pontianak Barat itu saat ini tinggal di sebuah rumah tak layak huni. Nenek Niarti tinggal bersama kedua anggota keluarganya.
Tak ada kamar, apalagi kasur empuk lengkap dengan bantal. Si nenek hanya tidur beralaskan hamparan pakaian yang berserakan.
Rumahnya juga terlihat sangat berantakan. Penuh batu dan barang-barang bekas tak terurus.
Nenek Niarti terlihat kurus. Tulang kaki tangannya tampak jelas. Melihat kondisi si nenek, warga sekitar pun merasa iba. Mereka berupaya membantu si nenek semampunya.
Menurut Istri Ketua RT1, Kelurahan Sui Jawi Luar, Tuti, kondisi nenek Niarti sehari-hari memang sangat memprihatinkan.
“Kalau untuk makan, alhamdulillah saya dan warga yang lain bahu membahu menyiapkannya,” kata Tuti saat memperlihatkan kondisi tetangganya itu.
Tak DigubrisTuti menuturkan, selain hidup dengan keterbatasan, kondisi Niarti semakin memprijatinkan karena sudah setahun menderita asma.
“Lihat saja, badannya sangat kurus. Karena sakit yang dideritanya. Jangankan ke rumah sakit, untuk beli obat saja dia tidak mampu,” ucap Tuti.
Kondisi Niarti yang seperti itu, kata Tuti, sudah berlangsung sangat lama. Dia tak memiliki suami, tak memiliki pekerjaan pula. Sehingga hanya berharap pada bantuan warga sekitar.
Bahkan aliran listrik di rumahnya sudah diputus oleh PLN karena tak mampu membayar.
“Karena gelap, tidak ada penerangan, kami kasihan. Akhirnya dipasangkan listrik dan biaya perbulannya kami yang tanggung,” tambah Tuti.
Ketua RT 1 Kelurahan Sui Jawi Luar, Agus, mengaku sudah berusaha meminta bantuan pemerintah untuk Nenek Niarti. Tetapi sampai sekarang, tidak ada tanggapan.
“Dulu petugas puskemas ada datang, tapi hanya mengecek saja. Tindak lanjutnya tidak ada,” kata Agus.
Dia mengaku juga sudah melapor ke kelurahan, tapi tidak juga ada tanggapan.
“Dua kali petugas kelurahan datang, sama seperti petugas lainnya. Hanya mengecek tanpa ada tindak lanjut,” ungkapnya.
Agus bahkan sudah mengusulkan agar Niarti mendapat kartu BPJS dan beras miskin. Tetapi usulan itu tak digubris.
“Dari RT sudah kami usulkan, tapi alasan petugas belum diakomodir karena keputusan pemerintah pusat,” katanya.
Akhirnya Mendapat BantuanSampai akhirnya, pihak Kadin Kota Pontianak datang memberi bantuan. Selain mendapat bantuan makanan, Niarti juga langsung dirujuk ke rumah sakit dengan pembiayaan pengobatan yang akan ditanggung oleh Kadin Pontianak.
Ketua Kadin Kota Pontianak, Hery Fadillah, mengaku miris dengan kondisi yang dialami warga Gang Jambu Air itu.
“Saya malam kemarin mendapat informasi dari kawan-kawan, kalau ada warga di Pontianak Barat yang memasak batu untuk dimakan. Jelas kaget, makanya saya datang untuk mengecek kebenaran informasi itu,” kata Hery.
Ia mengatakan, setibanya di rumah Nenek Niarti, dirinya mengaku terkejut. Karena melihat yang bersangkutan sudah sangat kurus, dan tinggal di rumah yang sangat tidak layak huni.
“Jadi tadi, ibu Niarti langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Mudah-mudahan lekas sembuh, dan rumahnya bisa ditinggali karena akan sedikit diperbaiki,” ujarnya.
Sumber: dream.co.id