Demi Merawat Kucing Liar, Nenek Jumirah ini Rela Tinggal Ditempat Sempah
Ketika banyak orang memandang kucing liar sebagai sesosok hewan kotor dan menjijikkan, tidak halnya dengan Jumirah. Bagi nenek 79 tahun ini, kucing liar adalah teman hidup sekaligus pembawa rezeki baginya.
Bagaimana tidak, semenjak dirinya mengadopsi kucing-kucing liar yang ia temukan di beberapa titik lokasi, Jumirah kini banyak mendapat bantuan dari masyarakat.
Ada yang memberi ikan lele, makanan kucing, dan juga makanan untuk dirinya.
“Orang-orang bilang, sing penting kucinge iso mangan (terpenting kucingnya bisa makan). Ya saya akhirnya mengumpulkan kucing aja,” tutur dia.
Meski demikian, perjuangannya untuk menghidupi kedua puluh ‘anaknya’ juga cukup menguras hati dan penuh drama.
Seperti kejadian setahun lalu, dimana saat kucing Jumirah dituduh mencuri ikan lele milik tetangganya.
“Salah satu kucing saya yang bernama Ragil Kuning, dituduh mencuri lele setengah kilo, harganya mungkin 10 ribu. Saya tidak terima, lalu saya ganti Rp 50 ribu malah dimaki-maki. Saya sedih dan menangis, kucing saya tidak mencuri lele,” ceritanya.
Karena permasalahan itulah, Jumirah memilih angkat kaki dari rumahnya di daerah Bulu, dan kemudian memutuskan tinggal di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Nitibuana, Kelurahan Beji, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, melansir Kompas.com.
Di sana, Jumirah tidur bersama sampah rumah tangga dan anak-anak kucing peliharaannya.
Dan bak anak sungguhan, kucing-kucing peliharaannya itu selalu bersikap manja dengan menempel di tubuhnya setiap tidur.
“Ada yang tidur di perut, di kaki, di kepala,” ucap nenek sebatang kara tersebut.