6 Manfaat Ilmiah Memelihara Kucing, Nomor 4 Paling Romantis
Kucing adalah hewan peliharaan favorit selain anjing.
Karena ukurannya yang kecil, berbulu, imut, dan manja, kucing menjadi hewan yang tepat untuk menemani hari-hari seseorang.
Penelitian telah menunjukan, hanya dengan menonton video kucing di internet dapat meningkatkan energi seseorang dan menciptakan emosi positif.
Jadi tidak heran bahwa memelihara kucing bisa memiliki sejumlah manfaat.
Dikutip dari mentalflos, Minggu (22/9/2019) inilah 6 manfaat jika seseorang menjadi seorang pemilik kucing.
1. Baik untuk Lingkungan Sekitar
Sebuah studi pada 2009 menemukan bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk memberi makan seekor anjing selama masa hidupnya, menciptakan jejak kaki yang sama seperti mobil atau sangat kotor.
Sementara itu, kucing — yang makan lebih sedikit secara umum dan lebih cenderung memakan ikan daripada produk yang beraroma jagung atau sapi, tidak meninggalkan kotoran sebanyak anjing.
2. Pemilik Kucing Adalah Orang Pintar
Sebuah survei 2010 terhadap pemilik hewan peliharaan Inggris oleh University of Bristol menemukan, orang yang memiliki kucing lebih mungkin memiliki gelar sarjana daripada rekan-rekan mereka yang suka anjing.
Pada 2014, seorang peneliti di Wisconsin mensurvei 600 mahasiswa dan menemukan bahwa pemilik kucing sebenarnya lebih pintar.
Tapi itu mungkin bukan kucing itu sendiri yang membuat pemiliknya lebih pintar, para peneliti yang melakukan survei di Bristol mengatakan, orang yang lebih pintar cenderung bekerja lebih lama,
dan karena kucing tidak membutuhkan perhatian daripada anjing, mereka adalah pilihan yang lebih baik untuk intelektual yang sibuk.
3. Pemilik Kucing Punya Jantung yang Sehat
Memiliki hewan peliharaan apa pun baik untuk jantung seseorang. Kucing, khususnya, menurunkan tingkat stres seseorang – mungkin karena mereka tidak membutuhkan perhatian dan usaha lebih banyak seperti mengurus anjing – dan menurunkan jumlah kecemasan dalam hidup seseorang.
Membelai kucing memiliki efek menenangkan yang positif. Satu studi menemukan bahwa selama periode 10 tahun, pemilik kucing 30 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal karena serangan jantung atau stroke daripada pemilik non-kucing (walaupun ini mungkin hanya karena pemilik kucing lebih santai dan memiliki stres yang lebih rendah pada umumnya).
4. Memelihara Kucing Setara Memiliki Pasangan Romantis
Informasi bahwa anjing lebih sayang pemiliknya daripada kucing hanya stereotip. Faktanya, ternyata kucing bisa menjadi sahabat yang sama baiknya dengan anjing, terutama bagi wanita.
Sebuah penelitian di Austria yang dilakukan pada 2003 menemukan, memiliki kucing di rumah adalah setara emosional dengan memiliki pasangan yang romantis.
Selain sering melakukan kontak, penelitian menunjukkan kucing akan mengingat kebaikan yang ditunjukkan kepada mereka dan dapat membalas budi.
Tetapi kucing benar-benar memiliki keunggulan dalam hubungan ini. Setelah ribuan tahun domestikasi, kucing telah belajar bagaimana membuat suara setengah mendengkur atau setengah melolong yang terdengar sangat mirip tangisan bayi manusia.
Dan karena otak manusia diprogram untuk merespons permintaan anak-anak bulu tersebut, hampir mustahil untuk mengabaikan apa yang diinginkan kucing ketika ia menuntutnya seperti itu.
5. Tidur Pemilik Kucing Lebih Tenang
Beberapa penelitian dan jajak pendapat di Inggris telah menemukan bahwa orang (terutama wanita) lebih suka tidur dengan kucing mereka daripada dengan pasangan mereka, dan mereka bahkan melaporkan tidur lebih baik dengan kucing daripada dengan manusia.
Sebuah penelitian baru-baru ini dari Pusat Klinik Obat Tidur Mayo menunjukkan, 41 persen orang dalam penelitian itu mengindikasikan mereka tidur lebih nyenyak karena hewan peliharaan mereka, sementara hanya 20 persen mengatakan bahwa itu menyebabkan gangguan.
6. Kucing Bisa Selamatkan Hidup Pemiliknya
Kucing memiliki reputasi sebagai hewan yang menyendiri dan tidak peduli dengan manusia, tetapi mereka telah menyelamatkan banyak nyawa selama bertahun-tahun.
Seekor kucing di Inggris memperingatkan manusia ketika dia akan mengalami serangan epilepsi, sementara seekor kucing di Montana membangunkan dua manusia ketika pipa gas mulai bocor.
Petugas pemadam kebakaran memberi tahu pasangan itu bahwa rumah itu bisa dengan mudah meledak jika bukan karena intervensi kucing.
Seekor kucing bahkan telah menerima medali tertinggi yang tersedia untuk hewan militer. Simon si kucing berada di atas kapal HMS Amethyst, yang berlayar di Yangtze pada 1949 ketika sebuah shell menabrak kapal, menewaskan beberapa marinir dan melukai Simon. Peristiwa itu menandai dimulainya pengepungan 101 hari kapal, yang akan dikenal sebagai Insiden Yangtze.
Simon disembuhi, dan meskipun terluka, melakukan tugas kapalnya dan mulai menangkap tikus yang mengancam kapal, pasokan makanan, serta memberikan dukungan moral bagi para pelaut yang masih hidup.
Simon meninggal tidak lama setelah kapal kembali ke Inggris, tetapi ia secara anumerta dianugerahi Medali Dickin Inggris, yang dikenal sebagai hewan Victoria Cross, karena “perilaku tertinggi.”
Sumber: liputan6.com