Dikarantina di Rumah Angker, Pemudik ini Tak Kuat Lalu Nangis-nangis Minta Pulang
Antimainstrem! Pemerintah Kabupaten Sragen memilih rumah angker sebagai tempat penampungan para pemudik bandel yang tak mematuhi peraturan.
Adapun rumah angker yang dijadikan sebagai tempat karantina, yakni rumah tua bekas rumah dinas mandor Pabrik Gula Tebu, atau yang disebut warga setempat dengan nama Omah Londo.
Dengan melihat foto di atas, pasti sudah tergambar bagaimana angkernya bangunan tua tersebut.
Ditambah, banyaknya kisah mistis dari masyarakat setempat.
“Kemarin ada orang yang cerita, ada yang hendak memperbaiki rumah itu, namun tidak jadi, terus turun dengan keringat dingin. Orang itu diperlihatkan sosok penunggu di situ saat memperbaiki atapnya,” cerita Warsito, Kepala Desa Gondang.
Kisah mistis akan keberadaan penunggu menyeramkan di Omah Londo juga terbuktikan oleh tiga orang pemudik asal Desa Sepat.
Ketiganya ditempatkan di Omah Londo karena baru saja pulang dari Jakarta, Lampung, dan Kalimantan, demikian dilansir today.line.me.
Selama beberapa hari ditempatkan di sana, ketiganya sudah dibuat tidak betah. Bahkan ketiga pemudik itu menangis merengek, meminta untuk segera dipulangkan oleh Kepala Desa Sepat, Mulyono.
“Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu,” terang Mulyono.
Mengetahui penderitaan anaknya, ketiga orangtua pemudik lantas memohon kepada Mulyono untuk segera memulangkan anak mereka.
Permintaan itu diindahkan oleh Mulyono, namun dengan syarat para orangtua mau mengawasi anak mereka melakukan karantina diri di rumah.
“Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah, akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu,” tutup Mulyono.
