Bocah SD di NTT yang Tinggal Sendiri di Rumah ini Tak Bisa Makan Karena Orangtuanya Tak Bisa Kirim Uang Karena Kena PHK
Ketika orang dewasa saja banyak menyerah dan putus asa menjalani hidup di tengah pandemi Covid-19, lalu bagaimana lagi dengan Merci, yang notabene anak kecil yang baru duduk di bangku Sekolah Dasar?
Nah, inilah kisah pilu yang datang dari sebuah desa pelosok di Nusa Tenggara Timur, yakni Desa Weulun Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka.
Seperti dilansir today.line.me, sejak kelas tiga SD, Merci sudah ditinggal hidup seorang diri oleh kedua orangtuanya yang memutuskan merantau di Kalimantan demi memperbaiki perekonomian keluarga mereka. Selama bekerja di sana, kedua orangtuanya selalu mengirimkan uang untuk Merci.
Namun malang, hal itu sudah tak bisa dilakukan oleh orangtuanya karena kedua orangtuanya di rumahkan atau diistirahatkan oleh perusahaan, guna pencegahan penyebaran Covid-19.
Mereka pun tak bisa pulang menemani Merci karena larangan mudik oleh pemerintah.
Tapi beruntung, di tengah kesulitannya, Merci mendapat perhatian dari orang-orang sekitarnya, yang secara bergantian memberinya bahan pangan atau makanan.
“Kalau beras habis, biasa diberi keluarga atau tetangga. Kadang hanya jagung saja,” ujar Merci.
Kondisi tempat tinggal Merci sendiri sangatlah memprihatinkan. Karena selain belum terjamah aliran listrik, juga belum memiliki WC, sehingga Merci terpaksa harus ke hutan jika hendak BAB.
Meski demikian, semangatnya dalam meraih cita-cita sungguhlah besar. Ya, meski belajar dengan hanya diterangi pelita, Merci berhasil menjadi siswi berprestasi di sekolahnya.
“Biar pakai pelita, tetapi saya dari kelas satu sampai kelas enam, selalu juara satu atau dua,” tuturnya.
“Saya ingin jadi dokter. Doakan supaya orang tua saya bisa kumpul uang,” harapnya.
