Kaka Adik ini Alami Lumpuh dan Kebutaan dan Harus Tinggal Dibilik Pengap
Kehidupan pilu dijalani Muhammad (30) dan adik perempuannya, Yani (25). Kedua warga Dusun Krajan, Desa Karang Paiton, Kecamatan Ledokombo, Jember ini dalam kondisi buta dan lumpuh sejak lahir.
Kakak beradik ini juga mengalami keterbelakangan mental dan tak bisa bicara. Hari – hari mereka lewati dalam sebuah billik pengap dari bambu yang ada di ruang dapur rumah.
Muhammad dan Yani tinggal bersama ibunya, Iyah (65). Suami Iyah, Trip (70) pergi meninggalkan rumah setelah keduanya bercerai beberapa tahun lalu. Sejak itu, Iyah bertanggungjawab merawat Muhammad dan Yani.
“Sehari-hari kedua adik saya itu tinggal bersama ibu,” kata kakak Muhammad dan Yani, Siti Fadilah, kepada detikcom, Jumat (7/2/2020).
Di keluarga itu, Muhammad dan Yani merupakan anak nomor dua dan tiga dari lima bersaudara. Siti sendiri merupakan saudara paling tua. Siti tinggal bersama suami tidak jauh dari rumah ibunya. Sehingga dia bisa ikut membantu ibunya dalam merawat Muhammad dan Yani.
“Karena rumah saya paling dekat, jadi saya yang membantu ibu merawat adik. Tapi adik-adik saya yang lain juga terkadang datang juga untuk menjenguk,” kata Siti.
Iyah sendiri saat itu sedang tak berada di rumah. Dia tengah berada di sawah untuk bekerja. “Berangkat pagi. Biasanya siang atau sore baru pulang,” tandas Siti.Sang ibu, Iyah, sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan sekitar Rp 30 ribu per hari. Dengan penghasilan yang sangat minim itu, keluarga ini tak mampu memberikan ruang yang layak untuk Muhammad dan Yani.