Diet Dibayar Nyawa! Orang-orang Ini Tewas Setelah Jalani Diet Ekstrem
Pola diet yang ekstrem dan tidak seimbang, tentunya bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Bukannya berat badan turun, orang-orang ini justru meninggal karena diet ekstrem. Tak bisa asal dan sembarangan, menjalani program diet harus memperhatikan kondisi tubuh, pola makan, serta asupan makanan yang dipilih. Jika tidak terlalu diperhatikan, banyak beberapa diet ekstrem yang berujung fatal dan sampai membuat orang-orangnya kehilangan nyawa. (foto cover: ilustrasi orang meninggal, sumber)
Seperti seorang ibu yang terlalu sering konsumsi minuman pelangsing. Lalu ada ibu yang tega membunuh bayinya secara perlahan karena diet vegan, hingga wanita yang meninggal setelah diet ketat jelang pesta pernikahannya. Dilansir dari Ranker (06/12), berikut orang-orang yang meninggal dunia karena jalani pola diet ekstrem yang tak seimbang dan berbahaya.
Lucy Prince
Banyak wanita yang ingin tampil cantik dengan tubuh ramping saat sedang liburan bersama keluarga. Hal ini lah yang juga mendorong seorang wanita bernama Lucy Prince, untuk menjalankan diet ekstrem dan ketat sebelum pergi liburan bersama keluarganya.
Lucy sendiri sudah berusia 36 tahun, dan sudah memiliki satu orang anak. Ia mulai mengganti asupan makanannya dengan minuman pelangsing tubuh, yang dijalani dengan olahraga berat dan ekstrem. Selain itu ia juga terus bekerja di pabrik mobil.
Akhirnya ia tumbang saat tengah bekerja di pabrik, ia tak sadarkan diri dan langsung di bawa ke rumah sakit terdekat, tapi ternyata sudah meninggal dunia. Ternyata penyebab kematiannya, karena rendahnya tekanan darahnya, dan kadar potassium di tubuhnya yang terus turun, dari pola diet ekstrem yang dijalaninya
Pil pelangsing sering dijadikan jalan pintas bagi sebagian orang untuk menurunkan berat badan, dalam waktu yang cepat dan sangat instan. Tak hanya wanita, bahkan pria pun banyak yang mengonsumsi pil pelangsing untuk tetap menjaga bentuk tubuh mereka.
Chris Mapletoft
Salah satunya ada atlit rugby bernama Chris Mapletoft yang dipercaya sebagai korban meninggal pertama, karena pil pelangsing yang dibeli seacara online. Ternyata pil yang dikonsumsinya mengandung 2, 4-dinitrophenol.
Orang-orang yang menjalani pola hidup dan makan vegan memang terkenal punya banyak aturan yang ketat, dan tidak bisa mengonsumsi sumber makanan yang sembarangan.
Sergine Le Moaligou
Namun dalam beberapa kasus, ada vegan yang kelewat batas hingga tanpa sengaja membunuh anaknya sendiri. Hal ini lah yang terjadi di tahun 2008 lalu, seorang wanita bernama Sergine Le Moaligou menghubungi ambulans terdekat.
Setelah anaknya yang baru berusia 11 bulan, mulai berkeringat, menangis, dan lemas. Setelah diperiksa sang bayi mengalami kekurangan vitamin.
Karena selama 11 bulan, bayi ini hanya diberi makan lewat ASI Sergine, dan tidak ada tambahan makanan lainnya. Pasangan ini tak mau memberikan anaknya makanan lain, karena mereka punya aturan vegan yang ketat.
Akhirnya bayi ini meninggal dunia, dan pasangan ini ditangkap karena dianggap telah menelantarkan anak.
Lorena Peralta Baltazar
Salah satu produk minuman kesehatan yang populer dapat menurunkan berat badan, dengan pengguna yang jumlahnya sudah ada jutaan di dunia. Tapi apapun yang dikonsumsi berlebihan, tentunya tidak baik untuk kesehatan tubuh. Seorang wanita bernama Lorena Peralta Baltazar, awalnya dilarikan ke rumah sakit, setelah ia merasakan perutnya sakit.
Menurut keluarga dan teman-temannya, Lorena sudah terobsesi dengan minuman shakes dari minuman kesehatan untuk menurunkan berat badannya. Setelah diperiksa, dokter menemukan adanya kandungan lead yang ada di dalam darahnya, di mana memicu kegagalan fungsi ginjal dan merusak bagian livernya.
Tak lama, nyawa Lorena tak bias ditolong karena kegagalan fungsi organ di dalam tubuhnya.
Samantha Clowe merupakan salah satu korban yang meninggal, setelah menjalani program diet ekstrem. Ia tumbang dan pingsan di dalam rumahnya, tak lama dinyatakan meninggal dunia, karena kegagalan fungsi hati yang disebabkan dari diet rendah kalori yang dijalankannya selama 11 minggu.
Dia memang kehilangan beberapa kilo dari bobot badannya. Ia sendiri menjalani program diet rendah kalori dari LighterLife, di mana ia harus menyantap tiga paket makan dari LighterLife. Tujuannya menurunkan berat badan agar ia tampil lebih ramping di pesta pernikahannya.
Menurut ahli gizi John Garrow, kematian Samantha disebabkan karena bobotnya turun drastis dan terlalu cepat. Sehingga menimbulkan efek samping kesehatannya, terutama hatinya.